Laman

Minggu, 30 Oktober 2011

Depresi Berat

depresi berat

Depresi Berat

Sri Asoka Wardini  64 tahun
Kini Tak Lagi Berteriak-teriak
“ekspresi  wajahnya sega dan mampu merespon pembicaraan orang lain”
Riwayat depresi Sri bersumber dari setumpuk kekecewaan yang di pendamnya.Saat ia masih  kecil,ibu Sri mendidik nya dengan keras,bahkan terkadang main tangan.Menjelang dewasa,ia jatuh hati pada seorang pria,namun ibunya tak setuju.Dengan hati hancur ia, meningalkan kampung halamannya di Bojonegoro dan pergi ke Jakarta.Di ibukota Sri menikah dengan seorang pria yang menjajikan kesejahteraan bila Sri mau menikahinya.Sayang nya kenyataan yang di dapat  tidak seperti yang di janjikan.
Semua kekecewaan di pendam sendiri oleh Sri.Ia tak pernah membagi bebannya pada siapapun.Suatu hari, ia meledak.Ia mulai berteriak-teriak sendri,meskipun masih bisa nyambung kalau diajak  mengobrol oleh orang.Pada tahun 2007,suaminya meningal.peristiwa ini rupanya membawa duka yang mendalam.Sejak itu hanya bisa bicara’waras’selama lima menit.Selebihnya ia mencaracau  soal masa lalunya.ia juga mulai sering kabur dari rumahnya di Serpong karena ingin pergi kerumah lamanya di Manggarai.Masalahnya,ia sering  tersesat dan tak tau jalan pulang.Sekitar ahun 2008,Sri dibawa anak nya ke beberapa psikiater.
Mereka memberi sari obat penenang yang membuatnya lemas,mengantuk dan tidur seharian. Sri juga pernah mencoba berbagai pengobattan alternatif yang mengunakan pendekatan agama.jenis pengobatan ini juga tak berhasil.Terakhir,putra Sri—Ratmoko—membawa nya ke Panti Rehabilitasi Mental di daerah Parung,Bogor.Sri menghabiskan empat bulan  disana dengan biaya empat juta rupiah perbulan.”Ibu memeng tidak lagi berteriak-teriak tapi anehnya refleknya jadi lambat.Ia berjalan setapak-setapak dan bicaranya lambat.Rupanya,tempat itu memberikan obat dosis tinggi pada ibu.”jelas Ratmako.Beberapa waktu setela di pulangkan dari panti rehabilitasi ,Sri tidak mampu berjalan selama dua hari,ia tak bisa mengerakan tangan dan kaki.Ekpresinya tampak kosong.Pada  hari ketiga mulai bisa bicara sedikit,walau gerakannya masih lambat.
Saat itulah,seorang  teman menelpon Ratmoko dan menawarinya bisnis TNBB(Tahitian Noni Bioactive             Beverage –Original).Ratmoko  bertanyaa berkali-kali apakah TNBB mampu mengobati ibunya “teman saya menjawab ‘Insya  Allah bisa.’Akhirnya pada juli 2010,Sri mulai mengonsumsi TNBB 60 ml x 4x perhari,kemudian diturunkan 30 ml x 4x per hari,setelah tiga minggu ,ia menunjukan perubahan.Ekpresi wajahnya segar dan mampu merespon pembicaraan orang lain.Ia juga sudah bisa berjalan.Dulu Sri harus di mandikan orang lain,tapi kini ia bisa buka baju,memakai handuk dan berjalan sendiri kekamar mandi.sejak pertengahan Agustus,ia tak pernah lagi berteiak –teriak. Tidurnya  juga lebih nyenyak,tidak  gelisah seperti dulu.Melihat perkembangan  ibunya ,Ratmoko pun bernafas lega…..

tags:obat depresi berat,sembuh dari depresi, herbal untuk depresi berat, sembuh depresi, depresi bisa sembuh, Sembuh dari depresi berat, tempat rehabilitasi, orang depresi, wajah kekecewaan, obat depresi, stress

Tidak ada komentar:

Posting Komentar